Senin, 28 Desember 2009

Aku Dan Pekerjaanku

TERNYATA BEGINI….

Bulan oktober 2008 dengan etikad positif mendapatkan sebuah penghasilan melalui peluh keringat sebuah pekerjaan aku memberanikan diri melamar kesebuah lembaga pendidikan ternama di kota kelahiranku jember. Melayangkan CV via pos Indonesia, dengan bacaan bismillah aku yakin akan membuahkan sedikit hasil bagiku.

Alhamdulillah di pertengahan bulan oktober ku mendapat panggilan kerja dari lembaga pendidikan yang aku lamar. Interview sederhana dengan berbagai macam test masuk aku lalui dengan iklas dan optimis. Alhasil, Aku pun diterima dengan status kerja uji coba.

Satu bulan aku lalui dengan aman dan nyaman dan dengan etikad baik dan berusaha memberikan segala sesuatu kemampuan, kemauan dan fasilitas yang aku punya, Indonesia, dengan bacaan bismillah aku yakin akan membuahkan sedikit hasil bagiku.

Alhamdulillah di pertengahan bulan oktober ku mendapat panggilan kerja dari lembaga pendidikan yang aku lamar. Interview sederhana dengan berbagai macam test masuk aku lalui dengan iklas dan optimis. Alhasil, Aku pun diterima dengan status kerja uji coba.

Satu bulan aku lalui dengan aman dan nyaman dan dengan etikad baik dan berusaha memberikan segala sesuatu kemampuan, kemauan dan fasilitas yang aku punya, aku persembahkan semua demi kemajuan instansi pendidikan tempatku bekerja.

Musik sebagai modal utama ku berkarir, meskipun hanya berijasah D3 akademi musik yogyakarta dengan segenap kemampuan aku berusaha mentransfer ilmu kepada peserta didik yang tidak kecil kemauannya untuk belajar.

Enjoyable hal pertama yang aku lalui diawal aku mengajar, selain murid – murid yang lucu serta mempunyai potensi tinggi untuk dikembangkan lebih jauh, jujur saya sangat menikmati itu meskipun benturan – benturan kecil terjadi akan hal bidang study ajar yang cenderung di sepelekan dari pada bidang – bidang sains yang lain seperti matematika , bahasa Indonesia, ipa ips dll. Indonesia demikianlah adanya…...

Benturan bidang – bidang tersebut bukanlah sebuah soal bagiku kan ku tetap bersikap enjoyable.

Saat ini genap satu tahun lebih satu bulan aku disini, dinstansi pendidikan ini. Benturan – benturan pun terasa semakin meruncing. Bukan dengan peserta didik akan tetapi dengan rekan sepekerjaan sesama guru atau pendidik. Ya ALLAH apakah beginikah sebuah instansi pendidikan yang berlabel religi tetapi mendengungkan sebuah kompetisi yang menurut saya kompetisi egoisme dan tidak bertujuan kedepan.

Kesalahan dalam sebuah pekerjaan menurut saya adalah sebuah hal biasa, kesalahan merupakan awal dari sebuah kebenaran dan ketepatan. Setiap orang pasti mengalami sebuah kesalahan yang secara, saya, kamu dan seluruh penghuni bumi adalah sama – sama manusia biasa bukan malaikat yang selalu benar.

Saya akui basicly saya bukan berasal dari sekolah pendidikan yang diajari bagaimana meng-kondisikan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, bagaiman merata – rata nilai dan bagaimana cara mendidik dengan benar. Tetapi saya seorang yang mau belajar dan belajar dan saya suka sesuatu yang baru apalagi itu berupa sebuah pengetahuan.

Tetapi disini saya dituntut untuk mengerti keadaan tanpa orang harus mengetahui keterbatasan saya dan saya wajib mengisi setiap keterbatasan orang lain. Yang menjadi pertanyaan adilkah semua itu ??…Harus mengisi keterbatasan orang lain tetapi orang lain malah mencaci keterbatasan saya dan seakan – akan senang melihat keterbatasan saya, mempublikasikan keterbatasan saya, dijadikan topic pembicaraan, dijadikan modal untuk ditertawakan dijadikan senjata sebagai ungkapan bahwa saya adalah orang yang bodoh dan tak berguna. Ya ALLAH apakah semua manusia yang secara visual dekat denganmu selalu begini……..

Dalam kerangkan sebuah struktur kerja pastilah ada job positioning, dimana posisi atas selalu menaungi posisi dibawahnya dan yang dibawah haruslah bertanggung jawab terhadap atasannya. Di sini pun demikian, saya pun haruslah bertanggung jawab kepada orang diatas saya yang biasa disebut dengan koordinator bidang study, coordinator kelas, wali kelas dan lain – lain.

Disini pun ada tingkat pelevelan diliat dari segi pengabdian dan durasi lama bekerja. Dimana idealnya senior haruslah bersikap murah senyum dan mengajari gimana seharusnya sang junior bekerja bukan tambah mengangkat kelemahan – kelamahan sang junior. Sang senior disini mayoritas diisi oleh para kaum hawa yang mungkin lebih pantas dan seumur dengan ibu saya. Bagi saya seorang ibu haruslah dengan sabar mengasuh anak – anaknya. Pada Kenyataannya hanyalah sangkaan , gumaman serta cacian - cacian akan kesalahan - keasalahan terkesan daramatis yang aku dapatkan. Apakah Pantas..????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar