Minggu, 31 Januari 2010

Jumat, 15 Januari 2010

Senin, 11 Januari 2010

BUKANLAH SEBUAH PUISI

Bukanlah sebuah puisi jikalau hanya mengumbar keindahan kata,
Bukanlah sebuah puisi jikalau tak terdapat kedalaman makna,
Bukanlah sebuah puisi jikalau hanya berisikan janji – janji semata,
Dan bukan sebuah puisi jikalau hanya bercerita tentang khayalan saja,

Bercerita bohong akan kehidupan yang tak pernah sempurna,
Bercerita bohong akan negara yang sedang kotor bersenggama,
Bercerita bohong akan umat yang jujur sesungguhnya penuh dusta,
Dan selalu bercerita bohong akan manusia yang tak punya mata,

Mata yang menyuarakan kebenaran diatas kesalahan,
Mata yang berani akan sebuah kejujuran,
Mata yang tak pernah takut mengerjakan semua kebaikan,
Dan mata yang tak pernah terpenjam akan segala kecurangan,

Kecurangan atas hak orang banyak,
Kecurangan akan tuntutan kewajiban dan wewenang,
Kecurangan dalam mendefiniskan sebuah ilmu,
Dan kecurangan – kecurangan dalam membuat sebuah prinsip hidup,

Prinsip hidup yang munafik benar,
Prinsip hidup yang individual,
Prinsip hidup sebagai pelampiasan jaman,
Dan prinsip hidup yang kian tak bermoral,

Moral akan manusia yang selalu membicarakan orang,
Moral akan manusia yang selalu senang akan kekurangan,
Moral akan manusia yang tidak tenang akan kesuksesan,
Dan moral akan manusia yang terlalu takut akan kemajuan,

Kemajuan yang selama ini berada didalam kamar,
Kemajuan yang selama ini mengendap jauh menerawang,
Kemajuan akan sikap yang seharusnya benar,
Dan kemajuan yang selalu berkeinginan akan suatu kelayakan,

SETIA KAWAN ITU APA . ?


Setia yang menurut kamus bahasa Indonesia terdefinisikan sebagai taat atau patuh mempunyai makna yang luas secara implisit. Taat atau patuh dapat mengarah kedalam sebuah arti negatif jika diidentifikasi secara deduktif.
Setia tanpa mengubah dan mengurangi makna sebenarnya mempunyai arti induktif taat atau patuh terhadap semua hal – hal yang berpersepsi positif. Kita sebagai manusia sosial yang tak bisa hidup secara individual berkewajiban taat dan patuh kepada semua yang ber implementasi kepada semua hal yang positif. Makan, minum, berkerja, belajar, memasak adalah sebagian hal dalam rutinitas sehari – hari yang ber implementasi positif. Bagaimanakah setia kepada hal – hal yang bersifat negatif, apakah kita harus juga setia ??
Kawan, teman atau bisa lebih dekat lagi adalah sahabat merupakan sebuah wujud manusia se-genre ataupun lain jenis yang dekat dengan kita, mengerti dan dapat menerima akan kekurangan serta kelebihan kita, merasa senasib dan sepenanggungan dan selalu ada apabila segera dibutuhkan.
Definisi kawan dapat berbeda dengan otak dan rasa hati yang berbeda. Perasaan kawan juga dapat di pengaruhi oleh suatu proses kebersamaan sehingga dapat menimbulkan perasaan senasib dan sepenanggungan.Sebuah kebersamaan yang terukur dalam sebuah durasi waktu tertentu sehingga menimbulkan hasrat yang sehati dan perasaan cinta seirama.
Sebagai seorang kawan dan manusia yang diciptakan tidak sempurna layaknya malaikat, tentulah mempunyai dua perilaku yang bertolak belakang. Perilaku positif dan negatif timbul akan pengaruh extern dalam sebuah pergaulan lingkungan, interaksi sosial menuju proses yang dinamakan kedewasaan.
Perilaku kawan yang menyimpang dan merugikan adalah sebuah perilaku yang mungkin harus kita jauhkan dan terasa perlu untuk diluruskan dalam konsep setia kawan positif. Setia dalam pengertian taat dan patuh bertemu dengan prosa kawan, menjadi ketaatan dan kepatuhan kita akan seorang manusia yang dekat dengan kita dan merasa sepenanggungan.
Setia kawan haruslah menuju kearah yang positif, apabila setia kawan dalam hal negatif seperti minum – minuman keras, balap liar atau apapun yang bersifat negatif, perlukah atau haruskah kita untuk sebuah kata setia kawan ?
Pemuda sebagai objek yang sering mendeklarasikan kata setia kawan saat ini sering mengartikan rasa setia dalam segala hal. Tanpa terpikir akan sebuah kesalahan jalan, penurunan, bahkan ketidak masuk akalan.
Saya sebagai seorang yang sudah menjadi mahasiswa dan sedang menjadi mahasiswa, sering melihat kesalahan – kesalahan dalam mengartikan sebuah kata setia kawan. UJIAN AKHIR SEMESTER merupakan salah satu moment akbar bagi semua mahasiswa dalam menentukan kualitas nilai sebagai penentu masa depannya. Suasana berlangsungnya ujian tersebut membuat saya sebagai seorang peserta merasa sedikit mengernyitkan alis mata. Ketika para orang – orang terpelajar mengukuhkan waktu selesai dalam pengerjaan sebuah soal dan memberikan keputusan untuk segera keluar memberikan lembar jawaban, bagi mereka yang entah karena segala macam kesibukkannya harus berperilaku aktif untuk mengerak – gerakan seluruh urat lehernya
Secara fungsional ilmu dalam bangku perkuliahan adalah ilmu yang harus dipertanggung jawabkankan nanti dalam dunia pekerjaan, dan kemampuan akan penguasaan soft skills individual merupakan jembatan akan sebuah peraihan pekerjaan. Dan penguasaan bidang secara individual merupakan jaminan dalam sebuah job positioning dalam sebuah instansi atau perusahaan. Apakah mungkin kita akan selalu tergantung dengan sebuah kata setia kawan? Perlukah kita setia kawan memberikan jawaban soal kepada seorang teman pada saat ujian?
Saat ini akan kulewati saat ini, dan besok apa kata hari esok dan akan kulewati hari besok. Prinsip pemuda masa depan kita, generasi penerus bangsa, berleher beton dalam sebuah pencarian jawaban soal ujian, yang memegang teguh rasa setia kawan yang tinggi demi sebuah keselamatan individual, generasi yang tak pernah gentar menghadapi segala resiko pengulangan dan mahasiswa – mahasiswa aktif dalam memaximalkan masa perkuliahan.
Selamat berjuang jihaders – jihaders masa depan, semoga selamat sampai tujuan dan selamat menikmati semua kebodohan – kebodohan pikiran serta tidur lelap tak terbangunkan kedalam sebuah kompetensi jaman.
“ Kasihku mengencanimu “

Sabtu, 09 Januari 2010

PLISSS COME .bro................!!!!!!!!

IMAJINASI yang berTAMASYA


Malam ini, dimana bulan sudah mulai menampakkan kekuasaan, dimana semua gejolak mulai terbaring tenang, dimana nafas kehidupan mulai terhembus lamban, aku sebagai manusia yang selama ini sibuk mendengarkan kata hati dan menuruti segala perintah otak mulai gundah. Gundah akan segala hal yang telah aku lakukan, aku kerjakan, dan aku lewatkan. Aku lakukan untuk diriku sendiri, aku kerjakan untuk diri sendiri dan terlewatkan hingga terasa sendiri.
Kehidupan yang ideal sebagai awal akan suatu cita, terasa makin lama semaki jauh dari kelopak mataku. Segala macam angan dan khayalan terasa semakin meninggalkan urat saraf dikepalaku. Lalu lalang bahasa serta tautan – tautan berlabel ilmu semakin deras mengendap di kerongkongan yang terbaur menjadi satu didalam setiap celah akar rambutku.
Kreatifitas, politik, hukum, teknologi, sosial, etika, comfortable, cinta, keluarga, sahabat, kerabat, tuntutan, tanggung jawab, idelism, existensi, keahlian, kemampuan, proses, gengsi dan segala macam yang tidak dapat aku sebutkan lagi, mulai membawa seorang teman yang tidak aku inginkan bernama ketakutan. Ketakutan akan menjadi manusia yang bernafas, ketakutan akan masa depan, ketakutan akan krisis kepercayaan dan ketakutan - ketakutan yang sesungguhnya tidak terpikirkan bagi kebanyakan orang.
Apakah ini menandakan aku terlalu perasa dalam menyikapi hidup? Apakah aku terlalu cengeng? Apa aku harus bersikap masa bodoh? Masa bodoh akan hidupku? Masa bodoh akan masa depanku? Masa bodoh dengan kreatifitasku? Masa bodoh dengan idealismku? Masa bodoh dengan pikiran – pikiranku? Pikiran akan keluarga, kerabat, saudara teman, komunitas, organisasi, ilmuku, kemampuanku, keahlianku, pekerjaanku, negaraku atau bahkan agamaku? Aku tak tahu………………………………………………………………………
Tidak ada kejelasan atau penjelasan akan semua itu, sekalipun organ terdekat dalam tubuhku. Semua terasa diam tak berpadu. Diam akan kekosongan otakku, otak yang individualis menggerakkan segala aktifitasku. Otak yang tak mau tahu akan nasehat – nasehat nurani, otak yang tak ada rasa malu akan kekurangan, otak yang tak berkeringat ketika diperas dan otak yang terlalu sempit menghadapi badai ilmu.
Hanya nafas yang masih terhela, yang tersisa dengan setia mengiringi langkah kaki meski tak berarah. Semua coba diterjang, semua coba dihadang demi sebuah upeti bagi sang raja dalam singgasana otak. Singgasana yang terlalu gemerlap hingga menyilaukan kebenaran, singgasana yang terlalu menyilaukan bagi sebuah konsep hidup, singgasana yang terlihat eksclusif bagi sebuah penghambaan dan singgasana yang terlalu bersinar bagi sebuah keseriusan.
Sampai dengan symbol pergeseran malam mulai terbuai. Aku masih tak tahu kemana arah hidup sebagai tujuan yang seharusnya terekam benar dalam otak. Imajinasiku semakin jauh pergi tak terkendali, imajinasiku semakin jauh terasa tak akan kembali, kembali kedalam peraduan otak dan mulai mengukur jalan yang seharusnya sudah tiba saatnya untuk menjadi terukur. Hanya takdir sebagai wahana pelampiasan, tetapi otak tetap yang tersalahkan. Semoga tuhan memberikan segalanya yang benar dan semoga tuhan mengembalikan segala imajinasiku, imajinasi yang terang, imajinasi yang tak akan padam, dan imajinasi yang akan selalu bersinar..Amin…… | 00.29 | 0901010 |

TEKNOLOGI YANG TAK KENAL MENYERAH


Teknologi yang selalu berjalan tegak, melangkah sigap dan tegas berderap menuju dalam sebuah hamparan kemajuan, mulai meracuni teritorial kehidupan. Kehidupan yang mulai terhimpit akan manusia – manusia perindu peradaban masa depan, kehidupan yang mulai berupaya mencari sebuah rangkaian hakikat tuhan dan kehidupan yang semakin tak bermoral.
Teknologi dengan berbagai sikap tak melirik apapun dan siapapun, pesat bergejolak menjelma menjadi konsumsi jaman. Jaman yang mulai meninggalkan kebudayaan, jaman yang berlari akan sebuah keduluan dan jaman yang kian berpaling akan kemanusiaan.
Kegelapan akan sebuah kemajuan teknologi semakin terang benderang seiring dengan pluralnya kata kemanjaan dan kemalasan. Praktis, cepat dan pintas semakin menjadi seorang jenderal dalam sebuah pertempuran. Pertempuran yang tiada satu orang pun tahu akan akhir dalam sebuah kemenangan atau kekalahan, peperangan yang tak tahu, apa, kapan dimulai, dan peperangan yang tak tahu untuk apa tujuan berperang.
Konsep keilmuan dalam teknologi secara sudut pandang terasa semakin benar. Bercitra sebagai pemenuhan dalam kinerja perorangan demi tercapainya tujuan kolektifitas, teknologi adalah suatu keharusan. Absensi akan manusia – manusia rasional dijadikan kesempatan, meskipun teknologi merupakan hasil penciptaan. Semakin lama semakin tak berimbang akan mana produk teknologi dan mana produk natural.
Tetapi bukan berarti berbahasa sanggahan, teknologi yang dengan tanpa sadar memberikan sebuah pengajaran. Pengajaran akan pola berpikir, pola akan tak adanya keputus asaan dan pola bagaimana idealnya sebuah pembelajaran.
Teknologi menghargai sebuah proses demi sesuatu yang besar, teknologi selalu memikirkan tentang suatu kesalahan menuju yang benar, teknologi memperkenalkan sebuah kecintaan belajar yang konseptual dan teknologi menerjemahkan sebuah metodelogi antisipasi yang akan datang. Manusia yang menciptakan teknologi dan besar karena teknologi, menguji hidupnya tanpa retrorika sosial. Word of mouth bagaikan sebuah daun dijalanan yang siap tersapu oleh dinas kebersihan untuk dibumi hanguskan hilang, oleh teknologi. Teknologi tak kenal takut dengan siapapun atau golongan terbesar manapun. Teknologi datang siap berperang demi sebuah kekuasaan yang besar.
Manusia yang gila akan teknologi berpotensi pasif dalam sebuah kehidupan sosial. Selalu berpikir bagai orang cebol yang hidup ditengah perkampungan raksasa, manusia teknologi selalu diam tanpa kata. Belajar dan selalu belajar ditemani dengan kesepian, manusia teknologi berkomunikasi melalui sebuah bahasa penciptaan.
Kreatifitas, logika, silogisme, coding, kecepatan, akuratisasi dan keindahan merupakan cabang materi teknologi. Semuanya teruji dalam karya, karya agung yang melukiskan karakter penganut teknologi. Karya yang bertugas sebagai pembanding dalam status sosial dan karya sebagai tolak ukur intern dalam teknologi.
Teknologi tak pernah tertutup akan suatu yang benar dan yang salah. Teknologi akan berusaha jujur akan semua yang tak bermoral. Teknologi tak pernah tidur akan sebuah kecurangan dan teknologi selalu dingin disetiap peperangan.
Kepastian sebagai titik balik akan teknologi semakin dirindukan oleh sebagian orang. Orang yang haus akan kebenaran, haus akan kedamaian, haus akan kesejahteraan serta kemakmuran, dan semua orang yang haus akan keharmonisan. Harmonis akan dalam berkeluarga ,bermasyarakat dan bernegara.
Prinsip kinerja teknologi positif seharusnya masuk dalam pola pikir mereka yang selalu meneriakan peka jaman. Peka jaman yang sesungguhnya korban jaman, peka jaman yang seharusnya tak ideal, peka jaman yang sesungguhnya hanyut tak melawan dan peka jaman akan suatu kebodohan. Bodoh mengapa kita selalu diserang, bodoh tak sadar akan penjajahan, bodoh karena tak kenal kawan dan bodoh mengapa kita harus diam tak melawan.
Teknologi mengajarkan kita bagaimana lepas dari sesuatu yang statis, jalan ditempat, lepas dari penyerangan, lari dari kebodohan, semua teramu dalam bahasa upgrade dan update. Selalu didepan, selalu diawal dan selalu melawan jaman semua terbungkus rapi dalam bahasa kecanggihan.
Itulah teknologi beserta segala kekurangannya. Kekurangan yang tak perlu untuk diperdebatkan, kekurangan yang tak wajib menciptakan kritik sosial, kekurangan yang tak berkeinginan untuk berkomentar serta kekurangan yang tak mengenal kata tertinggal.
" teknologi selalu berpikir aktif kedepan "

Minggu, 03 Januari 2010

PERSETUBUHANKU dengan MISS MARI


Dua belas tahun sudah lamanya aku mengenal miss mari. Berkenalan diawal tahun 1998 dengan pelantara teman sekitar, dengan acuh tak acuh aku menanggapi sebuah perkenalan sakral itu. Dengan tubuh penuh serat, lekuannya yang tajam dan kemolekan disetiap performanya semakin mempesona di kepalaku dengan setting cool ini.
Kejarangan durasi waktu melakukan pertemuan, kuawali hubunganku dengan status pertemanan. Berkisar satu dua bulan bertemu semakin lama semakin membuat ku takjub akan rasa kehangatan yang memancar dari setiap perlakuannya padaku. Dua bulam menjadi satu bulan satu bulan menjadi 2 minggu dan dua minggu menjadi satu minggu durasi waktu melakukkan date n meet dengan miss mari semakin sering.
Sampai dengan saat aku harus meninggalkan kota tercinta ini selama beberapa tahun jalinan hubunganku dengan miss mari semakin dekat dan tanpa batas dengan alasan saling mengenal. Tresno jalaran soko kulino ‘ sebuah ungkapan jawa yang mungkin bagi saya cocok dengan miss mari. Rasa motivasi akan diri yang besar, kreatifitas yang menggebu – gebu serta didukung dengan rasa hebat dalam bersosialisasi membuat ku mulai memberikan posisi tersendiri kepada miss mari – ku yang semakin lama semakin menggairahkkan itu.
Hingga pada saat aku harus turun gunung sebagai pertanggung jawaban atas segala ilmu yang aku pelajari selama ini, Jakarta ibukota Indonesia sebagai tujuan utama dalam rintisan karirku. Hati mulai gundah dan isi kepala mulai cemas akan kontinuitas hubunganku dengan miss mari. Sanggkaan akan susahnya dalam melakukan meet, jauhnya jarak dalam berkomunikasi dan biaya yang akan dikeluarkan dalam masa rintisan karir saat itu menggerombol didadaku.
Tanpa disangka miss mari hadir di ibukota. Terbawa oleh arus suasana ibukota yang semakin lama semakin mencintaiku, hubunganku semakin dalam dengannya. Sampai dengan saat kurasakan persetubuhan yang membawaku dalam sebuah imajinasi seni tingkat tinggi, loyalitas, idealisme, dan etos kerja yang sangat ambisius. Tiada adanya benturan sosial, dunia semakin indah yang tiap pagi selalu siaga membangunkan malamku untuk berkreasi dengan tujuan sesuap nasi. Miss mari selalu menemani dengan setianya, memberikan sorai – sorai ide – ide indah bagiku seakan melompat menghinggapi bagian sensitive dalam tubuhku memberikan sebuah kenikmatan dan keindahan yang tiada tara.
Miss mari aku berjanji akan selalu setia padamu , tetapi aku juga akan berjanji apabila tiba saatnya nanti aku akan cepat meninggalkanmu demi sebuah masa depan yang lebih pasti.

Sebuah Persepsi ‘ TALK LESS DO MORE ‘


Sebuah kata yang dijadikan slogan oleh salah satu perusahaan rokok ternama ini secara etimologi maupun terminology mempunyai falsafah definisi kata yang bisa dianggap penuh dengan makna besar yang dalam.
Secara simbolis dalam sebuah portal iklan rokok tersebut, ungkapan kata tersebut di – iconkan oleh objek manusia yang berprofesi sebagai seorang pelaku musik yang produktif, creative secara artistic maupun entertainment dan komersial.
Secara persepsi kata – kata tersebut yang mempunyai dasar dari bahasa inggris bukan british ini mempunyai kedalaman arti yang patut dihargai dalam dunia seni. Tanpa memikirkan sebuah doktrinitas iklan produk sebagai misi utama fungsi terbentuknya slogan tersebut, music sebagai salah satu cabang dari seni yang menghasilkan sebuah produk karya secara bahasa Indonesia slogan kata tersebut mempunyai definisi sedikit bicara banyak bekerja.
Bekerja yang dimaknai secara lebih mendalam dalam dunia seni bisa diartikan sebagai Berkarya. Jadi secara konteks bahasa dalam definisi seni pengertian dari slogan tersebut adalah sedikit bicara banyak berkarya.
Seni sebagai salah satu bidang yang merupakan unsur pembentuk sebuah kehidupan yang konsumtif selalu berjalan mengikuti jaman dan berusaha menjadi bunglon di setiap performanya. Tetapi idealisasi dari seorang pelaku seni adalah tanpa batas dan karya sebagai media tolak ukur sang pelaku seni tersebut.
Tepat diawal tahun tanggal 01 Januari 2010, saya sebagai anggota dari sebuah komunitas berlabelkan seni, menghadiri sebuah meeting yang diadakan secara rutin pada pukul 20.00 bbwi. Waktu menunjukkan jam 20.10 bbwi saya baru datang dalam acara pertemuan tersebut. Dengan sedikit rasa segan karena datang terlambat saya pun masuk dalam forum diskusi dan mencoba mengikuti arah bicara dalam forum kecil tersebut.
Job atau sebuah proyek baru, pembagian proyek , pengajuan proposal, dan statement – statement bagaimana komunitas saya ini dapat memenangkan proyek tersebut adalah tema diskusi malam itu. Berbagai pendapat diajukan dari setiap personality sebagai pengutaraan kelebih baikkan alternative jalan yang akan ditempuh pada saat pra-proyek maupun in proyek. Kemasan proposal, strategi bagaimana cara berdiplomasi dan pendekatan – pendekatan kepada yang berwenang merupakan kajian utama dalam diskusi tersebut.
Mereka ( anggota komunitas yang lain ) saya rasa menjadikan sebuah kepiawaian strategi diplomasi dalam sebuah kemenangan tender dan diplomasi bagi mereka merupakan salah satu strategi mutlak yang harus dijalani dalam meraih kemenangan tender.
Dalam konteks TALK LESS DO MORE yang bagi saya dapat mewakili slogan dalam dunia seni yang dibandingkan dengan komunitas seni yang saya ikuti ini sangat jauh bertolak belakang. Dimana dalam komunitas yang saya ikuti penekanan – penekanan terhadap penyebaran issu – issu sosial pra event dan diplomasi – diplomasi berteknik tinggi adalah tolak ukur mereka. Secara empiric personal, secara persepsi kemampuan akan penyebaran issu adalah kajian ilmu dalam bidang politik dan diplomasi – diplomasi dramatic dengan kemampuan kosakata yang hebat atau bisa dibilang dengan kemapuan beristilah istilah rumah kata adalah kemampuan ahli dalam bidang ilmu sastra yang dijadikan wacana reverensial dan penumbuhan jiwa skeptis dalam dunia jurnalistik.
“ Perlukah seorang pelaku seni belajar tentang ilmu – ilmu diplomasi rumah kata tersebut ? “
Belajar merupakan sebuah kewajiban hidup bagi setiap manusia, apalagi dalam konteks agama saya, seorang muslim wajib menuntut ilmu dengan sebaik – baiknya. Tidak ada sebuah dinding besar yang membatasi setiap orang untuk selalu belajar. Tetapi sebelum apa yang dipelajari dapat di aplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat secara persepsi kita harus menyelesaikan sebuah tanggung jawab terhadap apa yang dipelajari tersebut dahulu sebelum mempelajari ilmu atau pelajaran yang lain.
Sebagai seorang pelaku seni yang bertolak ukur akan sebuah karya apakah anda bisa menjawab pertanyaan – pertanyaan dibawah ini.
- Apakah anda sudah pernah berkarya ?
- Dalam satu hari berapa karya yang dapat anda hasilkan ?
- Apakah karya anda tersebut dapat dijadikan bahasa komunikasi anda dengan kehidupan sekitar anda ?
- Sampai dimana pengakuan akan karya anda ?
- Apakah karya anda sudah mencerminkan karakter anda ?
Apabila anda yang memposisikan diri sebagai pelaku seni dirasa tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan dasar diatas sebaiknya lebih dalam lagi dalam mempelejari bidang anda sebelum anda melompat dalam pembelajaran bidang yang lain.
Rumah kata adalah istilah akan pendefinisian sebagian orang akan penjumlahan yang besar akan sebuah kosata. Rumah kata adalah istilah yang mempunyai arti besar bagi teman – teman yang menekuni dan perbrofesi dalam dunia jurnalistik atau seni olah kata lewat tulisan dan politikus dalam seni olah kata secara lisan. Dalam dunia seni diplomasi, birokrasi dan segala macam statement – statement menajemen adalah dengan karya. Tanpa banyak bicara kata – kata yang mungkin keluar dari mulut adalah karya. Konteks sebuah karya bagi seorang pelaku seni bukan hanya berasal dari kecapan lidah yang hanya menghasilkan kata – kata, tapi seni mencoba berkomunikasi lebih dalam lagi dengan menggunakan bahasa hati. Karya bagi seorang pelaku seni adalah suatu bahasa komunikasi aktif yang dapat menembus batas – batas toleransi diplomasi dan karya dijadikan senjata sebagai penerjang akan pintu birokrasi yang semakin lama kian tak bercelah ini.
Secara persepsi semangat idealis seni dalam komunitas yang saya ikuti secara persepsi bisa dibilang masih sebatas kulit muka saja. Bisa dibilang masih berposisi di dalam mulut saja bukan dirasakan dalam hati. Karya sebagai produk mutlak seorang pelaku seni merupakan bahasa komunikasi tersendiri dalam menarik persepsi orang lain dan memberikan pilihan serta resiko tersendiri bagi komposernya. Biarlah kita maju dengan karya, biarkan dan bebaskan orang menilai apa saja dan memberikan pilihan tentang seberapa tinggi kelayakan kita dan seberapa besar potensi, kemampuan serta kelebihan kita dengan yang lain. Mata yang kita punyai hanya bisa digunakan untuk melihat orang lain, dan hanya mata orang lain yang bisa melihat kita, Mulut berkemampuan menyampaikan sesuatu kepada orang lain tanpa bisa mengucapkan kata kepada diri sendiri akan sesuatu yang benar dan salah tetapi hati adalah indra diatas otak yang melakukan kemampuan komunikasi secara dwi fungsi, untuk kita dan untuk semua secara tulus dan telanjang akan segala keterbatasan – keterbatasan kita yang menjadikan sebuah rasa kasih dan pengertian orang lain terpancar bagi kita semua.
“ Sedikit bicara banyak berkarya ‘